Jumat, 15 Mei 2015

Budidaya Jagung

Cara Budidaya Tanaman Jagung
Cara Budidaya Tanaman Jagung. Produksi palawija terutama tanaman jagung, memperlihatkan peningkatan yang signifikat dari tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah masyarakat dan program perbaikan gizi penduduk lewat deversifikasi pola makanan, mendorong permintaan akan jagung juga bertambah. Bukan hanya komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam negeri kian meningkat dengan ada banyaknya dindustri makanan ternak, industri minyak jagung dan juga produk ethanol, di mana varietas jagung hibrida memiliki keunggulan dari jagung komposit yakni produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan rebah, penyakit dan kekeringan dan bisa berusia pendek.
Bukan hanya itu tanaman jagung amat banyak gunanya, karena hampir semua dari bagian tanaman mampu digunakan untuk beragam jenis kebutuhan diantaranya batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua sehabis panen untuk pupuk hijau dan kompos, batang serta daun kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk lanjar (turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah jagung muda untuk sayuran, bergedel, bakwan, sambal goreng, biji jagung tua menjadi pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan racikan kopi bubuk, biskuit, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.

Langkah-langkah serta Cara Budidaya Tanaman Jagung :
1. PERSIAPAN
Tanaman jagung membutuhkan aerasi dan drainase yang baik makanya butuh penggemburan tanah. Umumnya persiapan tempat untuk tanaman jagung dikerjakan dengan metode dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah hingga rata.
Saat menyiapkan area, semestinya tanah jangan terlalu basah namun cukup lembab sehingga gampang ditangani dan tidak juga lengket. Untuk tipe tanah berat dengan kelebihan, butuh dibuatkan saluran drainase.
2. PENANAMAN
Pada waktu penanaman tanah harus cukup lembab namun tidak becek. Jarak tanaman perlu diusahakan teratur supaya ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Sebagian varietas memiliki populasi optimum yang tidak sama. Populasi optimum dari sebagian varietas yang sudah beredar dipasaran sekitar 50. 000 tanaman/ha Jagung mampu ditanam dengan memakai jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau mungkin 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang di buat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, tiap-tiap lubang di isi 2-3 biji jagung selanjutnya lubang ditutup dengan tanah



3. PEMUPUKAN
Dari seluruhnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang paling banyak diserap tanaman merupakan unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
Nitrogen diperlukan tanaman jagung selama saat perkembangan hingga pematangan biji. Tanaman ini menginginkan tersedianya nitrogen dengan cara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan hingga pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman meskipun pada stadia permulaan dapat menurunkan hasil.
Tanaman jagung memerlukan pasokan unsur P hingga stadia lanjut, terutama ketika tanaman masih muda. Tanda-tanda kekurangan fosfat akan tampak sebelum tanaman setinggi lutut. Beberapa besar kalium di ambil tanaman dari tanaman setinggi lutut hingga usai pembungaan.
4. PEMELIHARAAN
Tindakan pemeliharaan yang dikerjakan diantaranya penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman mampu dikerjakan dengan penyulaman bibit kurang lebih 1 minggu. Penjarangan tanaman dikerjakan 2-3 minggu sehabis tanam. Tanaman yang sehat dan tegap senantiasa di pelihara hingga didapat populasi tanaman yang di inginkan.
Penurunan hasil yang dipicu oleh persaingan gulma benar-benar beragam sama sesuai dengan jenis tanaman, tipe lahan, populasi dan type gulma dan aspek budidaya yang lain. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam hingga seperempat atau juga sepertiga dari daur hidup tanaman itu.
Supaya tidak juga merugi, area jagung perlu bebas dari gulma. Penyiangan dikerjakan pada usia 15 hari sehabis tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau mengakibatkan kerusakan akar tanaman. Penyiangan ke-2 dikerjakan sekaligus dengan pembubuan pada saat pemupukan ke-2. Pembubuan bukan hanya untuk memperkokoh batang juga untuk membenahi drainase dan memudahkan pengairan.
Aksi pemeliharaan lainnya yakni pemangkasan daun. Daun jagung fresh bisa dipakai sebagai makanan ternak. Dari hasil riset pemangkasan semua daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara riil sebab pada fase itu biji sudah terisi penuh.
5. PENGAIRAN
Air benar-benar dibutuhkan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari setelah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari sehabis tanam). Pada saat pertumbuhan keperluan airnya tidak begitu tinggi dibanding dengan saat berbunga yang membutuhkan paling banyak air. Semasa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh tambah baik daripada dalam kondisi hujan terus-terusan.
Pengairan benar-benar penting untuk menghambat terjadinya tanaman jagung supaya tidak layu. Pengairan yang terlambat menyebabkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan bisa mencukupi. Pengairan juga bisa dikerjakan dengan mengalirkan air lewat parit di antara barisan jagung atau mungkin memakai pompa air apabila ada masalah dengan air.
6. PENYAKIT DAN HAMA
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga serta biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang kerap menyebabkan kerusakan dan menggangu perkembangan jagung serta mempengaruhi produktivitas antara lain :
a. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat daun, penggerek batang, ulat tanah, ulat tongkol, ulat tentara.
b. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat. Sebelum saat terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung itu maka mampu dikerjakan beberapa langkah pencegahan dengan metode :
a. Pemakaian varietas bibit yang resisten
b. Pemakaian segala teknik agronomi
c. Pemakaian desinfektan pada benih yang dapat ditanam
d. Pemeliharaan dan pemakaian musuh-musuh alami
7. PANEN
Saat panen jagung dipengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, cuaca, ketinggian lahan dan derajat masak. Usia panen jagung biasanya telah cukup masak dan siap dipanen pada usia 7 minggu sehabis berbunga.
Pemanenan dikerjakan jika jagung cukup tua yakni apabila kulit jagung telah kuning. Pemeriksaan dikebun mampu dikerjakan dengan mengutamakan kuku ibu jari pada bijinya, apabila tidak membekas jagung bisa selekasnya dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan sesudah dikeringkan dapat membuahkan butir pecah atau mungkin butirnya rusak sehabis proses pemipilan. Jika dipanen melalui waktunya pula dapat banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan semestinya dikerjakan ketika tidak turun hujan hingga pengeringan bisa segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam situasi tongkol berkelobot (berkulit).

8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan metode pengeringan, biasanya dikerjakan dengan menghamparkan jagung di bawah terik matahari memakai alas tikar atau mungkin terpal. Pada saat cerah penjemuran dapat dikerjakan selama lebih kurang 3-4 hari. Bisa pula memakai mesin grain dryer. Selanjutnya jagung dipipil, agar segera dijemur kembali hingga kering konstan ( kandungan air lebih kurang 12%) supaya dapat disimpan lama, kebanyakan memerlukan waktu penjemuran 60 jam cahaya matahari. Demikian Cara Budidaya Tanaman Jagung yang bisa kami sampaikan, terima kasih.


Top of Form

Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar